Pada zaman dahulu, ada seorang suami istri yang sangat menginginkan seorang anak. Namun, setelah bertahun-tahun mereka bersama, mereka tidak kunjung dikaruniai seorang keturunan. Karena merasa sedih, sang istri senang duduk di jendela sambil melihat ke arah taman. Di sana, ia melihat bunga-bunga lampion yang sangat indah.
Tidak lama kemudian, sang istri jatuh sakit. Suaminya tidak tahu harus melakukan apa karena penyakit sang istri ini cukup membingungkan dan orang-orang sekitarnya pun juga bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Sang istri pun juga tidak berharap banyak jika dirinya bisa sembuh atau tidak. Mendengar hal itu, suaminya merasa sangat sedih dan takut akan kehilangan istri tercinta-nya. Sang suami pun bertanya kepada istrinya bagaimana cara membuatnya menjadi lebih senang, sehingga rasa sakit yang dirasakan-nya bisa berkurang sedikit.
"Bawakan aku bunga lampion cantik di taman itu," ucap sang istri, memberikan permintaan yang bisa dibilang cukup sederhana. Tanpa berpikir panjang, sang suaminya berjalan menuju keluar dan memanjat dinding taman untuk memetik bunga lampion. ia melakukan hal ini setiap malam dalam waktu yang cukup lama.
Sampai pada suatu hari, saat sang suami ingin mengambil bunga lampion seperti biasa, tiba-tiba ada seorang penyihir yang muncul di hadapannya. Ternyata, bunga-bunga lampion yang sering diambilnya adalah milik penyihir itu. Sang suami pun merasa bersalah karena ia telah mencuri.
"Maafkan aku," Penyihir. Aku mengambil bunga lampion ini untuk istriku yang sakit," ucapnya gugup. Di luar dugaan, sang penyihir ini tidak langsung menghukumnya. Ia justru membiarkan sang suami mengambil bunga lampionnya tiga kali lebih banyak dari biasanya asalkan ia memberikan anak pertama mereka yang akan lahir.
Demi kebahagiaan-nya istrinya saat ini, sang suami pun setuju. Ia kembali kepada istrinya degan bunga-bunga lampion yang lebih banyak dari biasanya. Namun, tak lama kemudian, sang istri pun hamil dan mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat cantik, bernama Rapunzel. Sepasang suami dan istri ini sangat menyayangi-nya. Namun, sedih sekali, kebahagiaan mereka berdua tidak bisa berlangsung terlalu lama. Sang penyihir mendatangi mereka dan menagih janji mereka. Dengan berat hati, sepasang suami dan istri ini melepaskan anak kesayangan mereka.
Rapunzel tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan baik hati. sayangnya, Rapunzel dikurung oleh penyihir itu di sebuah menara yang sangat tinggi di dalam hutan. Menara ini tidak memiliki tangga atau pintu, Hanya ada satu jendela kecil di atas sana. Rapunzel tidak pernah keluar dan melihat dunia di sekitarnya karena ia memang dilarang mencoba pergi dari menara yang tinggi itu.
Tiap pagi hingga siang hari, sang penyihir akan datang menghampiri menara itu untuk menjenguk Rapunzel. Satu-satunya cara agar ia bisa naik ke atas adalah jika Rapunzel mengulurkan rambutnya yang sangat panjang ke bawah, sehingga sang penyihir bisa memanjat ke atas Rambut Rapunzel memang sangat panjang karena sang penyihir tidak memperbolehkan rambur Rapunzel dipotong sejak hari pertaam mereka hidup bersama.
Ketika sang penyihir itu sudah pergi dari menara, Rapunzel akan menghabiskan hari-harinya dengan bernyanyi. Sesungguhnya, ia merasa sangat kesepian dan bosan. Namun, ia juga tidak memiliki keberanian untuk keluar dari menara karena seluruh hidup Rapunzel yang selama ini ia ketahui hanya terjadi di dalam menara itu.
Pada sautu hari, ada seorang pangeran yang datang menyusuri hutan dengan menunggangi kuda. Sang pangeran berhenti dan merasa terkesima dengan keindahan suara Rapunzel. Sang pangeran ini pun mengikuti arah suaranya dan ia menemukan Menara di mana Rapunzel tinggal. Sang pangeran ini bersembunyi berhati-hati karena ia melihat ada penyihir juga disana. Saat sang penyihir itu pergi, sang pangeran baru menghampiri manra itu.
Pada awalnya Rapunzel ragu dan takut saat melihat sang pangeran mendekati menara dan mencoba berbicara kepadanya. Namun, sang pangeran berbicara dengan lembut dan meyakinkan Rapunzel bahwa ia tidak memiliki niat jahat atau ingin manyakiti-nya. Akhirnya, Rapunzel memercayai-nya dan mengulurkan rambutnya agar sang pangeran bisa naik ke atas.
Setelah hari itu, sang pangeran dan Rapunzel sering bertemu. Tentu saja dengan berhati-hati dan menunggu sang penyihir pergi dari menara menggunakan rambut Rapunzek, Rapunzel tidak sengaja bergumam, tentara ibu lebih dari pangeran, ya. Sang penyihir pun pun terkejut karena selama ini Rapunzel telah membohongi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar